Nikmatnya Menyeduh Kopi Daun Batok Kelapa

Nikmatnya Menyeduh Kopi Daun Batok Kelapa


Para pemudik yang sedang berlibur ke Sumatera Barat bisa menikmati kawah daun atau kopi daun. Kopi yang terbuat dari daun kopi ini bisa ditemukan di sejumlah daerah di Sumatera Barat, terutama di Kabupaten Tanah Datar.
Salah satu tempat yang menyediakan kopi daun adalah Pondok Kawah Daun Sijangek di Jalan Raya Batusangkar-Bukittinggi KM 3, Sijangek, Kabupaten Tanah Datar. Saat Lebaran, pondok kopi yang dibangun dengan bambu dan kayu itu diserbu pemudik.
Dari pantauan Tempo, semua kursi yang berada di pondok tersebut terisi penuh. Di tempat parkir, berjejer sejumlah mobil dengan berbagai pelat nomor, termasuk Sumatera Utara dan Riau.
Kopi daun ini disajikan dengan separo tempurung kelapa beralaskan bambu. Hangatnya kopi yang rasanya mirip teh itu menyegarkan para penikmat. Selain enak, kawah daun dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, seperti panas dalam, darah tinggi, dan kolesterol. 
Pemilik Pondok Kawah Daun Sijangek, Eka Rahmat, mengatakan kopi daun diolah dari daun kopi muda. Kemudian, diselai dengan bara api hingga kering dan menghitam.
Selanjutnya, bubuk daun kopi dimasukkan ke periuk berisi air mendidih hingga air berubah kemerah-merahan, seperti teh. "Saring dan masukkan ke gelas yang terbuat dari tempurung," ujarnya.
Sebelum disajikan kepada penggemar kopi, kata dia, ditambahkan gula pasir atau gula enau, tergantung permintaan pemesan. Eka juga memberikan variasi untuk kopi daunnya, seperti kopi daun susu. "Kopi daun biasa kami jual Rp 4.000. Sedangkan kawah daun susu harganya Rp 6.000," tuturnya.
Kopi daun disajikan dengan pelbagai macam gorengan, seperti pisang goreng, bakwan, tahu goreng, dan ubi goreng. Harganya hanya Rp 1.000.
Tomi, mahasiswa Institut Pertanian Bogor, datang bersama keluarganya ke Pondok Kawah Dauh Sijangek ini. Ia memilih kopi kawah susu. Baginya, kawah daun yang disajikan sangat menyegarkan, apalagi diseduh saat malam hari. "Nikmat," ujarnya.
Perantau lainnya, Farid, mahasiswa Universitas Gajah Mada Yogyakarta, mengaku sengaja menikmati kawah daun saat pulang kampung. Sebab, dia tidak menemukan kopi daun selain di Sumatera Barat. "Makanya saya datang ke sini untuk menikmati segarnya kawah daun," ujarnya.
Previous Post
Next Post

post written by:

https://halodunia.net https://halodunia.net https://halodunia.net https://halodunia.net https://halodunia.net https://halodunia.net https://halodunia.net https://halodunia.net https://halodunia.net https://halodunia.net https://halodunia.net https://halodunia.net

0 Comments: